Model Manajemen Kolaboratif Lintas Sektor dalam Meningkatkan Nilai Ekonomi Wisata Pedesaan: Studi Kasus Bengkelung Park, Kabupaten Pekalongan

Penulis

  • Halim Ahmad Sekolah Tinggi Pariwisata Ambarrukmo Yogyakarta Penulis

DOI:

https://doi.org/10.65310/gp0wqb05

Kata Kunci:

Manajemen kolaboratif, pentahelix, ekonomi lokal, wisata pedesaan, Bengkelung Park.

Abstrak

Penelitian ini bertujuan menganalisis efektivitas model manajemen kolaboratif lintas sektor (Pentahelix) dalam meningkatkan nilai ekonomi wisata pedesaan Bengkelung Park, Kabupaten Pekalongan. Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dengan teknik pengumpulan data melalui wawancara tidak terstruktur, observasi lapangan, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kolaborasi antara pemerintah, akademisi, sektor swasta, komunitas, dan media menghasilkan penguatan ekonomi lokal secara signifikan. Pemerintah berperan dalam fasilitasi kebijakan dan infrastruktur, akademisi sebagai pendamping berbasis riset, sektor swasta sebagai mitra investasi, komunitas sebagai penggerak utama, serta media sebagai agen promosi digital. Penerapan model Pentahelix meningkatkan pendapatan masyarakat rata-rata 86,7%, memperluas kesempatan kerja, serta memperkuat kapasitas kelembagaan desa melalui integrasi Pokdarwis dan BUMDes. Hasil ini menegaskan bahwa tata kelola kolaboratif lintas sektor menjadi strategi efektif untuk memperkuat daya saing ekonomi wisata pedesaan dan mendorong pembangunan berkelanjutan berbasis partisipasi masyarakat.

Unduhan

Data unduhan tidak tersedia.

Referensi

An, W., & Alarcon, S. (2021). Rural tourism preferences in Spain: Best-worst choices. Annals of Tourism Research, 89, 1–13. https://doi.org/10.1016/j.annals.2021.103210

Aribowo, H., Wirapraja, A., & Putra, Y. D. (2018). Implementasi kolaborasi model pentahelix dalam rangka mengembangkan potensi pariwisata di Jawa Timur serta meningkatkan perekonomian domestik. Jurnal Manajemen dan Bisnis, 3(1), 31–38. https://doi.org/10.33005/mebis.v3i1.21

Auesriwong, A., Nilnoppakun, A., & Parawech, W. (2015). Integrative participatory community-based ecotourism at Sangkhom District, Nong Khai Province, Thailand. Procedia Economics and Finance, 23, 778–782. https://doi.org/10.1016/S2212-5671(15)00529-8

Bisht, Y., & Sharma, R. C. (2005). Traditional resource management practices for biodiversity conservation and their significance in Nanda Devi Biosphere Reserve, India. International Journal of Biodiversity Science and Management, 1(2), 97–111. https://doi.org/10.1080/17451590509618084

Damayanti, I., Bambang, A. N., & Soeprabowati, T. R. (2020). The analyze of collaborative management perspective of Petungkriyono Forest. E3S Web of Conferences: ICENIS 2020, 202, 1–11. https://doi.org/10.1051/e3sconf/202020205014

Gao, J., & Wu, B. (2017). Revitalizing traditional villages through rural tourism: A case study of Yuanjia Village, Shaanxi Province, China. Tourism Management, 63, 223–233. https://doi.org/10.1016/j.tourman.2017.04.003

Harsanto, B. T., & Wahyuningrat, W. (2024). Investigating the keys to the failure of inter-village government collaboration in developing rural economic potentials in Indonesia. Regional Science Policy & Practice, 16(5), 100023. https://doi.org/10.1016/j.rspp.2024.100023

Herdianysah, A. G., & Randi. (2016). Peran organisasi masyarakat (Ormas) dan lembaga swadaya masyarakat (LSM) dalam menopang pembangunan di Indonesia. Jurnal Pemikiran dan Penelitian Sosiologi, 1(1), 49–67. https://doi.org/10.24198/jsg.v1i1.11185

Imron, M., & Anwar, M. S. (2019). Strategi kolaborasi pengembangan wisata berbasis edukasi di Clungup Mangrove Conservation Desa Tambakrejo Kabupaten Malang. Journal of Governance Innovation, 1(1), 78–90. https://doi.org/10.36636/jogiv.v1i1.299

Landage, G. M. (2015). Tourism in Zanzibar: Incentives for sustainable management of the coastal environment. Ecosystem Services, 11, 5–11. https://doi.org/10.1016/j.ecoser.2014.11.009

Liu, W., & Li, J. (2025). Knowledge dynamics in rural tourism supply chains: Challenges, innovations, and cross-sector applications. Journal of the Knowledge Economy, 16(2), 6732–6764. https://doi.org/10.1007/s13132-024-01862-8

Munasifah, M. (2024). Analisis strategi pengembangan wisata dalam konsep pariwisata halal di Bengkelung Park Desa Sidoharjo, Kecamatan Doro, Kabupaten Pekalongan [Doctoral dissertation, UIN KH Abdurrahman Wahid Pekalongan].

Praponco, N. T. (2020). Bengkelung Park, wisata dalam gugusan jejak magmatisme purba kompleks Gunung Rogojembangan. Kajen, 4(1), 20–32. https://doi.org/10.54687/jurnalkajenv04i01.2

Ralahallo, F. N., & Titioka, B. M. (2025). Transformation of BUMDes towards village corporatization: Qualitative analysis of policy implementation challenges. International Journal of Economic, Finance and Business Statistics, 3(3), 125–136. https://doi.org/10.59890/ijefbs.v3i3.52

Saputra, D. (2020). Tatakelola kolaborasi pengembangan kampung wisata berbasis masyarakat. Jurnal Ilmu Pemerintahan, 13(2), 85–97. https://journal.unhas.ac.id/index.php/government/article/view/10741

Setiawan, F., & Saefulloh, A. (2019). Kolaborasi yang dilaksanakan di kawasan wisata Dermaga Kereng Bangkirai Kota Palangkaraya. Jurnal Ilmiah Administrasi Publik dan Pembangunan, 10(2), 71–80. https://doi.org/10.23960/administratio.v10i2.95

Sidiq, A. F., & Dwimawanti, I. H. (2019). Manajemen pariwisata oleh Dinas Kepemudaan, Olahraga, dan Pariwisata Kabupaten Pekalongan. Journal of Public Policy and Management, 8(4), 199–211. https://doi.org/10.14710/jppmr.v8i4.24909

Sloan, S., Campbell, M. J., Alamgir, M., Engert, J., Ishida, F. Y., Senn, N., Huther, J., & Lawrence, W. F. (2019). Hidden challenges for conservation and development along the Trans-Papuan economic corridor. Environmental Science & Policy, 92, 98–106. https://doi.org/10.1016/j.envsci.2018.11.011

Stokowski, P. A., Kuentzel, W. F., Derrien, M. M., & Jacobcic, Y. L. (2021). Social, cultural, and spatial imaginaries in rural tourism transitions. Journal of Rural Studies, 87, 243–253. https://doi.org/10.1016/j.jrurstud.2021.09.011

Wang, W., Feng, L., Zheng, T., & Liu, Y. (2021). The sustainability of ecotourism stakeholders in ecologically fragile areas: Implications for cleaner production. Journal of Cleaner Production, 279, 1–15. https://doi.org/10.1016/j.jclepro.2020.123606

Wondirad, A., Tolkach, D., & King, B. (2020). Stakeholder collaboration as a major factor for sustainable ecotourism development in developing countries. Tourism Management, 78, 1–21. https://doi.org/10.1016/j.tourman.2019.104024

Wulandari, L. W., & Ahmad, H. (2021). Analisis faktor penghambat konsep ramah lingkungan di objek wisata Kuncung Mas Kabupaten Kulonprogo. Pringgitan, 2(1), 102–113. https://ejournal.stipram.ac.id/index.php/pringgitan/article/view/129

Xiang, C., Qin, J. X., & Yin, L. (2020). Study on the rural ecotourism resource evaluation system. Environmental Technology & Innovation, 20, 1–14. https://doi.org/10.1016/j.eti.2020.101131

Unduhan

Diterbitkan

2025-11-09

Cara Mengutip

Model Manajemen Kolaboratif Lintas Sektor dalam Meningkatkan Nilai Ekonomi Wisata Pedesaan: Studi Kasus Bengkelung Park, Kabupaten Pekalongan. (2025). Journal of Economics, Management, and Accounting, 1(2), 113-122. https://doi.org/10.65310/gp0wqb05